Resiko Investasi atau Trading Saham
Resiko Trading/Investasi yang Harus Anda Ketahui Terlebih Dahulu dan Dipelajari Sedini Mungkin
Resiko investasi/trading ini kadang tidak disadari. Hal dasar ini sering miss dari mindset karena kita kebanyakan berpikir profit. Mikir profitnya dulu padahal ilmu yang didapat belum cukup. Saya banyak menemui investor maupun trader yang baru buka account di sekuritas itu tidak mengerti tentang lot sizing padahal lot sizing ini sangat penting karena berhubungan dengan position exposure. Position exposure ini penting diketahui supaya karena berhubungan dengan resiko portfolio kita. Misalkan kita putuskan beli 3 saham, contoh BBCA, UNVR, PRDA, nah kita harus tahu dulu position exposure yang kita inginkan bahkan sebelum kita membeli 3 saham itu sehingga kita tahu kalau harga nya turun beban penurunan saham-saham tersebut berapa banyak ke equity atau modal kita.
Penurunan equity ini biasanya disebut Drawdown. Drawdown ini adalah nilai penurunan dari nilai equity, baik dari hasil cutloss maupun floating. Ini yang saya pahami ya. Jadi contoh nilai account awal 100juta, kemudian turun nilai equity turun menjadi 80 juta, baik dari hasil cutloss maupun posisi sekarang yang lagi diholding, maka terjadi drawdown ke account tersebut sebesar 80%.
Catatan: Pengertian drawdown tiap orang ini juga saya temui berbeda-beda, ada yang cuman ngitung hasil cutloss saja, ada yang hitung swing terendah dari floating loss. Namun daripada berdebat mana yang benar dan yang salah lebih baik dipelajari dulu kemudian dipakai mana yang lebih cocok. Oke, silahkan baca tabelnya
Ilustrasinya kira-kira begini: Account yang nilainya 100juta, bila minus sampai 50% yaitu 50jt itu butuh 100% atau nominal 50j uta untuk kembali ke nilai deposit awal 100jt. Nah ini penyakit yang biasanya diderita investor pemula yaitu gak kenal yang namanya cutloss atau stoploss karena percaya bahwa saham yang anda beli itu bluechip dan nilainya pasti akan naik. Pertanyaannya adalah berapa lama bakal naik lagi? 1 tahun? 3 tahun? 10 tahun? Apa malah diam terus di situ dan ndak pernah naik lagi? Coba anda pelajari HIH Insurance, itu merupakan kasus bluechip saham Australia yang collapse.
Apakah tidak mungkin drawdown 50% di account anda ini berlanjut ke 80%? Apakah anda yakin 100% dengan perhitungan anda saham anda bisa naik lagi kalau dihold? Apakah anda malah berjudi dengan ketidakpastian? Oleh karena itu kenapa disiplin sangat penting di bisnis trading ini. Menurut info, kebanyakan hedge fund memakai patokan 20%-40% (mungkin ada yang lebih ya) sebagai batasan drawdown buat trader-tradernya. Biasanya kalau itu tercapai trader bersangkutan disuspend.
Drawdown besar apakah bisa kita hindari? Ya tentu saja bisa. "You have to know when and how to get out even before you get in/place your order." (ini quote sensei saya) Drawdown besar bisa dihindari dengan risk control per position, umumnya perposition trade batasan risk nya di 2% dari nilai equity (tapi ada yang pakai 5% ada yang 1%, ya tergantung orangnya, saya sendiri saat ini di level 1%-3.5%). Ingat ya ini risk perposition.
Menghitung Lot Sizing atau Position Sizing
Nah karena resiko investasi/trading ini sangat berkaitan dengan lot sizing maka saya sertakan disini ilustrasi menghitung lot saham yang mau kita beli.
Misal equity anda 100jt, mau beli saham A yang harganya 1.000 rupiah perlembar, dan dengan ilmu perhitungan anda, anda siap keluar/cutloss di harga 750, penurunan 25% dari 1.000 rupiah. Risk perposition yang anda pakai adalah 2% loss dari equity. Berarti anda siap dengan resiko 2 jt.
Jadi, jumlah saham A yang dibeli: 2jt/(1.000-750)= 8.000 lembar/80 lot, senilai 8juta rupiah(8.000 lembar x 1.000 rupiah). Ini namanya ilmu Lot Sizing. Harap dipahami ya, saya aliran yang tidak pernah averaging down, saya aliran averaging up. Saya menemui beberapa pro trader yang averaging down, tapi tetap mereka punya cutloss poin, apalagi mereka rata2 pakai margin.
Lah kalau habis dicutloss saham itu naik lagi gimana? Menurut pengalaman saya, itu terjadi ke saya mungkin cuman 5x dari 100x trading. Kalau itu sering terjadi berarti jarak titik cutloss anda belum optimal, entah jarak harganya terlalu dekat atau titik cutloss tidak di price structure yang tepat, dan lain sebagainya. Karena dulu itu sering terjadi sama saya, cutloss tapi gak lama harga balik lagi kearah saya hahaha tapi akhirnya saya terus memperbaiki titik cutloss saya sehingga optimal.
Oke, ya? Cukup sekian kalau ada pertanyaan jangan sungkan dm. See you next post!
Komentar
Posting Komentar