Apa saja tanda-tanda saham yang akan Naik

Apa saja tanda-tanda bahwa sebuah saham harganya akan naik?

    Topik ini sangat-sangat menarik karena hampir tiap tahun saya pasti dapat pertanyaan ini dari teman-teman. Tapi kalau ada yang bertanya saham A naiknya kapan? Saya jamin tidak ada seorang trader pro yang bisa jawab dengan pasti. Karena para trader pro pasti mengerti betul, mereka sebetulnya tidak bisa menebak kapan naik atau kapan turun nya sebuah instrumen termasuk saham. Seorang trader pro dalam mengambil suatu position, itu dilakukan berdasarkan trading analysis advantage nya. Maksudnya apa? Tiap trader pro itu sudah punya kriteria kondisi yang harus dipenuhi untuk mengambil position. Contoh kondisi itu bisa merupakan chart pattern seperti Bullish flag, cup and handle, kemudian bisa dilihat dari kondisi indikator IHSG, laporan keuangan, dan lain-lain. Kombinasinya bisa banyak sekali. 

  Oleh karena itu, kriteria saham yang akan naik ini pendapat tiap orang pasti berbeda. Hal ini disebabkan karena style investasi atau trading tiap orang pasti sangat berbeda walaupun memakai teknik yang sama persis. Contohnya saya pakai base indikator ichimoku kinko hyo, sama seperti sensei saya. Memang sering ada posisi yang sama-sama kita ambil padahal nggak janjian ya. Tapi kebanyakan sih nggak sama karena dia punya kriteria lain yang saya pun juga gak tau. 

    Nah jadi yang saya share yang menurut sepengetahuan saya dan yang terjadi di pengalaman saya. Sebagian besar kriteria ini saya nemunya di beberapa buku yang saya baca dan sekarang masih saya pakai.


Breakout after Long Consolidation

Harga yang tidak bergerak dalam waktu lama kemudian tiba-tiba naik tajam. Kondisi ini biasanya disebabkan ada bandar atau institusi atau pemain lain yang mengakumulasi suatu saham dalam waktu lama karena hal tersebut supply dari jumlah saham tersebut jadi langka. Apalagi kalau disertai catalyst seperti laporan keuangan perusahaan yang sangat baik dan menjadi incaran banyak investor, harganya pun exploding ke atas.

 

Long Consolidation YELO
Long Consolidation YELO

Saham YELO, sebelum meledak ke atas dia berada di price range yang ketat sejak Maret 2021. Long consolidation ini biasanya berada di range harga 30% high and low bisa lebih bisa kurang tapi nggak jauh-jauh  dan terjadi sekitar 100 hari bisa lebih bisa kurang kalau lebih lama biasanya lebih bagus, naik explodingnya bisa lebih ngeri. Dalam kasus YELO price range nya sekitar 40% dan terjadi selama 98 hari sebelum naik lagi. 

Higher Volume on the Higher Timeframe

Nah yang dimaksud disini ini pergerakan diatas Daily yaitu Weekly dan Monthly. Dulu sensei saya sering berkata Weekly timeframe is one of the most important. Saya baru sadar maksudnya beliau di Maret 2021 padahal saya dengernya itu Februari 2020. Yeah, it takes that long time to realize haha. Weekly chart itu penting. Dari situ kita lebih bisa mendapatkan bird eye view arah harga selama periode-periode sebelumnya. Nah ciri utama saham yang akan naik itu transaksi volume weekly meningkat tajam. Saya suka ngasi moving average dengan input 10 ke volume weekly chart. Jadi artinya ada moving average volume weekly selama 10 minggu sebelumnya untuk menjadi acuan perbandingan volume transaksi yang terjadi di minggu yang sedang berjalan.

Weekly Chart HRUM
Weekly Chart HRUM

Bisa dilihat di chart atas, garis hitam yang dibawah itu garis moving average 10 dari volume. Di kotak kuning yaitu sebelum HRUM naik terus ke atas, terjadi kenaikan volume transaksi di minggu tersebut dan akhirnya rally trus di minggu-minggu berikutnya. Dan bisa kita lihat di selama 1 minggu nya 30 September volume transaksi masih tinggi, ini menandakan bullish momentumnya sangat kuat. Apakah saya punya HRUM? Sayangnya tidak. Karena HRUM ini breakoutnya pas tidak sejalan dengan ichimoku jadi memang belum jodoh. haha. O ya beberapa trader juga ada yang liat hingga monthly chart. Itu juga bisa ya, tergantung selera.

High increase in EPS and Sales

EPS alias earning per share adalah laba bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar, dimana laba bersih tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut. Nah ini angkanya biasanya kenaikan di atas 40% yang ideal. Kayak BRIS itu kenaikan EPS nya 100% lebih kalau gak salah waktu Q1 2020, ngerti sendiri tuh BRIS naik berapa persen di 2020. Jadi EPS ini salah satu pertanda bahwa perusahaanya yang bersangkutan performanya lagi baik. Saya selalu liat kenaikan EPS sama total revenue kalau lagi mau holding lama sama size besar, faktor fundamental lain sih nggak seberapa saya liat. EPS sama total revenue ini lebih diutamakan kalau sama-sama naik karena ada beberapa kejadian ya net income ini dimanipulasi, net income dimanipulasi otomatis eps nya juga angkanya bisa palsu. Jadi logikanya sih gampang, kalau sales nya naik dan eps naik berati perusahaan lagi dapat banyak duit sama perusahaanya juga efisien di cost sehingga laba bersih naik artinya perusahaan tersebut lagi hot. Apalagi kalau naiknya EPS sama Sales sudah bertahun-tahun tapi harga sahamnya gak naik-naik, wah menarik tuh.

Daily Moving Average 200

MA alias Moving Average 200 ini salah satu indikator paling umum yang dipakai oleh banyak trader. Harga rata-rata dalam 200 candle, tergantung makainya, kalau di daily berarti rata-rata dalam 200 hari ada yang makai di timeframe H4 ya. Tapi ini yang saya maksud di daily. Harga saham yang closed di atas Daily MA 200 dalam beberapa waktu biasanya menunjukkan uptrend yang panjang. Daily MA 200 ini cukup strong karena untuk harga bisa nembus di atas MA 200 itu tidak gampang karena membutuhkan momentum yang kuat dan berkepanjangan. Ini saya tampilkan beberapa chart saham dengan MA 200. MA 200 garis merah, bisa dilihat posisi candle berada di atas garis. MA 200.

BRIS MA 200
BRIS MA 200

DMMX MA 200
DMMX MA 200

RANC MA 200
RANC MA 200

    Bila suatu saham memenuhi kriteria-kriteria di atas apakah pasti naik? Tentu saja tidak. Kriteria-kriteria di atas adalah sebuah kondisi yang bisa kita tambahkan ke list rules untuk mengambil keputusan alias menjadi trading edge. Jujur saya bingung ngebahasakan Indonesia Trading Edge. Gampangnya gini deh, saya ibaratkan sepak bola, Kalau di suatu tim ada Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Kevin de Bruyne, Son heung min, Kante, dan pelatihnya Klopp, berarti kan tim ini memiliki komponen yang memadai untuk menang dalam suatu pertandingan. Tapi apakah pasti menang? Tentu saja tidak, ada banyak faktor yang lain. Nah seperti itulah trading edge. Kriteria-kriteria di atas itu sama seperti pemain yang ada di sepak bola. Kalau di dalam sebuah tim pemain nya jago-jago dan kompak ya kemungkinan sering menang nya juga pasti tinggi.

Komentar

Postingan Populer