Technical Analysis Indicators

Kenapa trading saham menggunakan indikator?




    Yang rajin baca tiap page blog saya pasti tau kalau waktu awal-awal saya terjun di dunia ini saya nggak bisa chart dan waktu awal saya cuman bergantung sama laporan keuangan. Ini linknya buat yang belum baca about me. Dan tidak pernah saya duga bahwa bisa chart itu salah satu skill yang sangat penting. Baca chart itu ibaratnya seperti seorang kontraktor baca blueprint, seorang dokter baca hasil foto X-ray, jadi bisa bayangkan kalau profesinya dokter tapi nggak tau cara baca foto X-Ray? Nah kalau seorang investor nggak baca chart yang terjadi bisa seperti saya. Saya pernah share kegagalan PTBA saya, bisa klik belajar saham mulai dari mana, silahkan kalau mau baca.

    Dalam perjalanan untuk menjadi better investor saya akhirnya belajar tentang indicator di 2018. Apa itu indicator? Indikator adalah mathematical calculation yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan. Mathematical calculation, ini yang saya suka. Waktu itu saya berpikir bahwa saya harus bikin style saya selogis mungkin, yang bisa ditakar, yang bisa dihitung. Seperti menghitung intrinsic value nya Benjamin Graham, nah itu yang saya suka. Baca laporan keuangan itu pun ada perhitungan matematikanya, sales naik berapa, ratio Sales dengan harga saham berapa, itu semua kan logis, yang angkanya keluar berdasarkan rumus matematika. Nah indikator kebanyakan ya yang beredar dan dipakai itu perhitungan matematika yang kemudian dirubah jadi gambar dan biasanya berupa garis-garis

    Style saya sangat bergantung dengan indikator. Bisa dikatakan indikator ini bobotnya lebih dari 70% dari keputusan entry maupun exit yang saya ambil. Kembali lagi dengan perhitungan matematika indikator, kita ambil contoh sederhana moving average 100 daily berarti angka yang sekarang itu didapat dari rata-rata harga 100 hari sebelumnya. 

    Kemudian ada juga Stochastic salah satu indikator paling populer yaitu  ada rumusnya seperti ini:

%K=(H14L14CL14)×100

Link lengkap rumus stochastic bisa didapat di Investopedia saya nggak mau bahas perhitungan matematika secara lengkap. Karena itu tugas anda nanti untuk meriset indikator mana yang menurut anda paling oke.
    
Di tradingview ada ratusan bahkan mungkin ribuan techincal indicator yang tersedia saat ini. Saya sendiri sudah melakukan backtesting mungkin sekitar 50 indicator. 

    Menurut pengalaman saya, indikator bisa dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:

  1. Lines that crosses each other
  2. Horizontal line Cross/Zero-line Cross
  3. Area of Value
  4. Chart Indicator and Single Line
  • Lines that crosses each other: Yang masuk dalam kategori ini adalah indikator yang di dislpaynya dua garis/line. Penggunaan dari indikator ini biasanya setelah 2 garis ini crossing. Langsung saya kasi contoh biar gak bingung. Aron Up and Down yang defaultnya mengandung 2 line/garis, ketika biru crossing melewati garis merah dan berada di atas maka menghasilkan signal Buy. Bisa dilihat di chart bawah UNVR, banyak sinyal sellnya, maka kalau anda mengerti bagaimana cara pakai indikator ini bisa terhindar dari sakit hati kena UNVR 😄
Saham UNVR
Aron Up and Down
  • Horizontal line Cross/Zero-line Cross: Indikator ini tipenya adalah satu garis indikator yang disertai dengan garis horizontal yang menunjukkan angka median. Contohnya CMF atau Chaikin Money Flow, 1 garis disertai dengan garis putus-putus horizontal tepat di angka 0, trading signal biasanya ketika garis cmf nya crossing dari bawah dan melewati 0 untuk buy vice versa. Lagi-lagi dibawah ini adalah chart UNVR, kalau anda pakai indikator ini pun pasti akan terhindar dari sakit hati saham UNVR. Hahaha
Saham UNVR
Chaikin Money Flow, Zero line/horizontal crossing
  • Area of  Value: Ini adalah indikator yang tipenya menghasilkan entry trigger bila garis yang dihasilkan dari perhitungan matematika indikator berada di area, biasanya menunjukkan overbought atau oversold. Pengguna indikator model ini biasanya yang modelnya scalper atau day trading, sekali lagi biasanya, mungkin ada juga yang pakai ini buat jangka panjang, saya ada kenalan trader yang pakai Williams %R di weekly chart. Contoh Williams %R di chart di bawah ini menunjukkan area overbought dan oversold.
Saham UNVR
Williams %R, below 80 point means oversold above 20% means overbought

  • Chart Indicator and single line: Contoh indikator banyak ya ini, biasanya indicator yang on chart seperti average true range (ATR), moving average, bollinger bands, alligator donchian channels dan lain sebagainya. Dibawah ini contoh penerapan MA 100 di saham UNVR. Lagi-lagi anda tidak mungkin beli saham ini ketika harga ada dibawah garis merah. Terhindar dari sakit hati yang mendalam haha
Saham UNVR
Moving Average dan Average True Range (ATR)

    Dari 4 kategori di atas ada juga indicator yang mengandung 2 bahkan 3 kategori diatas. Contohnya seperti MACD yang defaultnya memiliki jenis 2 line crossing dan horizontal line di angka 0, bahkan MACD juga ada histogramnya yang masuk kategori lain. Kalau anda bisa baca MACD sudah pasti anda tidak beli UNVR karena semua line MACD berada di bawah 0. Kasian UNVR ya
Saham UNVR
MACD UNVR

Kebanyakan indicator biasanya bisa dimodifikasi,  contohnya RSI yang pada settingan default umumnya cuman satu garis, bisa ditambahi zero line, jadi trading signal bisa diubah dengan kondisi cross above or below horizontal line, ini saya kasi contoh modified RSI horizontal line.
Chart Saham UNILEVER
RSI crossing zero line


Nah dari penjelasan di atas silahkan dicoba, di backtesting, dikreasi, dikombinasi, saya yakin hasil investasi anda pasti lebih baik bila anda bekerja keras untuk riset dan mencoba.

See you next post!

Komentar

Postingan Populer