Kenapa Saham Unilever Turun?
Kenapa saham Unilever turun terus?
Pada dasarnya, harga saham berubah setiap hari karena jumlah penawaran dan permintaan. Jika lebih banyak orang ingin membeli saham (permintaan) daripada menjualnya (penawaran), maka harga bergerak naik. Sebaliknya, jika lebih banyak orang ingin menjual saham daripada membelinya, akan ada penawaran lebih besar daripada permintaan, dan harga akan turun. Jadi, mau itu saham Unilever, saham Tesla, saham BBRI, saham Apple, semuanya patuh pada hukum ekonomi dasar satu ini.
Bagaimana Fundamental Unilever?
Ada kemungkinan saham Unilever ini dinilai sudah sangat overvalued dan berada di posisi fase jenuh oleh mayoritas investor (mungkin selama 2020-2021 ANTM dan BRIS lebih menarik haha) sehingga penawarannya lebih banyak daripada permintaan. Mari kita lihat sebentar di gambar berikut ini:
UNVR Q2 2021 |
Di Q2 2021 Unilever ini total revenue alias sales nya super stabil kalau dilihat sejak 2018. Perusahaan consumer goods satu ini ciamik bahkan pandemi Covid masih bikin pendapatannya nggak turun banyak. Dari sisi net income alias laba rugi memang turun sekitar 15%. Menurut saya angka segitu sih belum ekstrim ya, biasanya saya baru mengibarkan red flag kalau Sales dan Net Income mengalami penurunan lebih dari 50% secara bersamaan (contohnya Evergrande bisa klik link buat baca artikel tersebut). Dari sisi ratio seperti PER di angka 34x sebetulnya juga masih oke karena menurut data saya masih ada saham-saham yang naik terus sampai PER (Price Earning Ratio) nya di angka 100xan. Dari sisi PBV (Price to Book Value) 36.6 secara teori tinggi sekali, tapi saya pribadi sih jarang lihat PBV cuman kalau angkanya diatas 20x perusahaan tersebut bukan masuk di target prioritas beli saya, masih banyak perusahaan lain yang menarik.
UNVR Q2 2021 |
Dari segi ratio yang paling menarik dari UNVR ROE, baik dari Q2 dan Annual Statement selama 3 tahun masih di angka 140an% alias triple digit ini luar biasa banget. Lainnya sih seperti DER sama Operating Margin biasa-biasa saja. Boleh dikatakan dari sisi fundamental tidak ada surprisenya. Sepanjang 2021 pun harga saham UNVR terus turun. Kalau anda beli saham ini dari 2020 pun saya yakin posisi anda sekarang masih minus jadi anda harus siap jadi super long term Investor, hold lebih dari 3 tahun kalau nggak tega cutloss, super dalam arti siap mental menahan.
Apakah ada cara untuk menghindari kalau nggak mau holding terlalu lama?
Di awal-awal postingan saya, saya pernah menyampaikan "Know how and when to exit before you take your entry". Artinya adalah kita harus tau dulu kapan dan di kondisi mana kita akan keluar sebelum membeli saham yang kita mau. Ini merupakan salah satu hal penting yang tidak dipahami oleh mayoritas investor. Exit atau keluar tidak pernah diplankan/direncanakan terlebih dahulu. Akhirnya karena dengan tidak pernah ada rencana exit yang matang, sahamnya dieman-eman, berharap suatu waktu akan naik.
Saya pribadi sudah tidak pernah mengenal kata nyantol di suatu saham sejak 2018. Saya selalu tau kapan saya mau keluar sebelum saya beli. Nah gimana caranya?
Jawabannya adalah chart! Di postingan yang lalu saya sudah pernah sampaikan bahwa dalam pengambilan keputusan saya bobot dari technical analysis ini besarnya sekitar 80%. Coba kita terapkan di chart ya ilmu indikator cupu saya. Chart dibawah merupakan chart UNVR akhir 2020. Yang belum paham indikator yang saya pakai bisa lihat di postingan saya sebelumnya indikator yang saya pakai.
Chart UNVR Sept - Desember 2020 |
Kita kembali ke masa lalu seandainya saya beli UNVR di tahun 2020. Ini gambar chart yang terjadi waktu 2020, saya replay pakai tradingview. Tradingview sudah pernah saya tes indikatornya nggak repaint alias berubah.
Katakan saya memutuskan beli UNVR waktu garis vertikal hijau pertama yaitu 4 Sept 2020 waktu harga breakout di atas awan dan di atas MA 150. Ini ya gambar detail chartnya 4 Sept 2020
Chart UNVR 2021 |
Komentar
Posting Komentar